GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., menyampaikan sambutan pada acara Kunjungan Kerja Menteri Pertanian Republik Indonesia di Provinsi Sulawesi Tenggara, di Desa Wonua, Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, tanggal 19 Agustus 2022.
Sebagaimana yang pernah dikemukakan Presiden Joko Widodo, saat ini perekonomian global sedang menghadapi masa yang sangat sulit, akibat ketegangan geopolitik global, dan adanya perang, seperti krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, di tengah pemulihan ekonomi pasca terjadinya pandemi Covid-19. Hal ini berdampak pada kondisi ekonomi negara-negara di dunia. Ada 60 negara yang diprediksi akan ambruk ekonominya, dan 345 juta orang di 82 negara akan menderita kekurangan pangan akut dan kelaparan.
Namun demikian, secara nasional Indonesia diperkirakan menjadi salah satu negara yang akan lepas dari ancaman situasi geopolitik, tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang tetap positif. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II 2022 tercatat di angka 5,44 persen.
Hal yang patut kita syukuri dan banggakan, bahwa di tengah risiko Pelemahan Ekonomi Global dan Tekanan Inflasi yang meningkat, Sulawesi Tenggara mencatatkan pertumbuhan yang konsisten tinggi meskipun dalam situasi sulit. Perkembangan tersebut tercermin dari Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2022 yang mencapai 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,44 persen. Hal ini tidak terlepas dari peran sektor pertanian dalam mendukung ekonomi daerah.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus memberikan perhatian besar terhadap pembangunan sektor pertanian, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Sulawesi Tenggara berada di bidang pertanian, dan masih mendominasi dalam mendorong perekonomian daerah ini. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terhadap PDRB Sulawesi Tenggara tahun 2020 sebesar 24,13 persen, dimana Sub Sektor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan menyumbang 12,0 persen.
[GALERI FOTO] Kunjungan Kerja Menteri Pertanian RI di Sulawesi Tenggara
Sesuai data statistik, Potensi Lahan Produktif Pertanian di Sulawesi Tenggara seluas 2.858.277, yang terdiri dari :
- Sawah Fungsional seluas 117 ha;
- Non Sawah (ladang/lahan kering) 734.267 ha, yang dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan perkebunan.
Khusus potensi luas Baku Sawah di Konawe Selatan seluas 20.495 ha, dan sekarang ini kita berada di Kecamatan Konda Desa Cialam Jaya dengan hamparan sawah seluas 1.391 ha.
“Perlu kami sampaikan kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia Sahrul Yasin Limpo, bahwa Komoditas Tanaman Pangan Sulawesi Tenggara, khususnya beras mengalami surplus sejak tahun 2019. Ini dibuktikan pada tahun 2021, tepatnya tanggal 2 Juni, kami mengirim beras ke Sulawesi Utara sebanyak 1.000 ton melalui Perum Bulog. Komoditas Jagung juga telah kami pasarkan hingga ke Surabaya. Ini pula menandakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi salah satu Lumbung Pangan Nasional, khususnya di Wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Kami berharap produksi beras masyarakat petani Sulawesi Tenggara kedepan tidak hanya dapat menjaga ketersediaan bahan pangan daerah semata, tetapi juga ketersediaan bahan pangan nasional dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim yang tidak menentu dan ancaman krisis pangan,” kata Gubernur Ali Mazi.
Untuk mencapai hal tersebut, potensi lahan yang cukup tersedia di Jazirah Sulawesi Tenggara ini membutuhkan terobosan inovasi teknologi, dukungan prasarana dan sarana pertanian serta pendampingan penyuluh bagi petani agar dapat menghasilkan produksi pertanian secara optimal, sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Di Sektor Peternakan, populasi hewan ternak di Sulawesi Tenggara mencapai 390.903 ekor, suplai ternak potong atau daging surplus sekitar 16.000 ekor atau 2.690 ton. Populasi ternak, berkembang dengan baik di Provinsi Sulawesi Tenggara, utamanya ternak sapi yang terus mengalami peningkatan populasi dari tahun ke tahun.
Sementara itu, merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mempengaruhi populasi hewan ternak di beberapa daerah di Indonesia, maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan upaya-upaya antisipasi. Kami telah membentuk Satgas Penanganan PMK melalui Keputusan Gubernur Nomor 335 Tahun 2022 dan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Nomor 524.31/2301 tentang Pembatasan dan Peningkatan Kewaspadaan Lalu Lintas Hewan Ternak Ruminansia, Produk Hewan dan Media Pembawa lainnya Terhadap Ancaman Masuk dan Menyebarnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke dalam Wilayah Sulawesi Tenggara. Hal ini sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk tetap mengedepankan peningkatan populasi ternak di Sulawesi Tenggara dan Alhamdulillah sampai saat ini Sulawesi Tenggara Tidak Ada Kasus PMK.
Potensi lahan dan produksi pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara perlu terus ditingkatkan, khususnya di Kabupaten Konawe Selatan yang merupakan salah satu sentra produksi pangan di Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk itu, semua komponen perlu membangun sinergitas, dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimiliki, demi mencapai kemandirian dan keamanan pangan di Sulawesi Tenggara.
“Pada kesempatan ini, kami atas nama Pemerintah Daerah se-Sulawesi Tenggara menyampaikan selamat kepada Menteri Pertanian RI atas Pencapaian Kementerian Pertanian memperoleh Penghargaan “Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi” Institut Penelitian Padi Internasional atau IRRI,” sambut Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Menteri Pertanian RI atas kunjungan kerjanya di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, harapan masyarakat atas kehadirannya dan rombongan memberi harapan dan semangat bagi insan pertanian dalam membangun pertanian di Sulawesi Tenggara.
“Melalui Menteri Pertanian, kami juga menitipkan harapan agar potensi pertanian di Sulawesi Tenggara terus mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat, seperti Kebijakan Pengembangan Komoditas Pertanian Unggulan sesuai dengan kondisi wilayah, serta dukungan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk mendorong percepatan pembangunan pertanian di Provinsi Sulawesi Tenggara, demi mewujudkan Sulawesi Tenggara Maju Masa Depan Indonesia,” ujar Gubernur Ali Mazi menutup sambutannya.
Hadir menyertai Gubernur Ali Mazi dalam kunjungan kali ini, Pj. Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio; Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga; Pj. Bupati Muna Barat, Bahri; Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura, La Haruna; Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, La Ode Daerah Hidayat Illaihi; Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga, Prov. Sultra, Burhanuddin; Kepala Dinas Kehutanan, Sahid; Kepala Biro Kesra Prov. Sultra, Yusmin; Kepala Biro Pembangunan, La Ode Muh. Rusdin Jaya; Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Prov. Sultra, Silvester Sili Laba; dan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Muhammad Djudul.
Rp30 Miliar per Tahun
Menteri Pertanian Rebublik Indonesia (RI) Syahrul Yasin Limpo bersama Gubernur Ali Mazi, melakukan penanaman padi serentak di Desa Cialam Jaya, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi. Tanam padi serentak itu diikuti pula Direktur Jenderal Pertanian, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, para Bupati se-Sulawesi Tenggara, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan yang membuat Indonesia paling baik sekarang serta inflasi yang paling rendah di dunia karena sektor pertanian Indonesia yang kuat. “Dari hasil pertanian kita makan. Kalau kita makan kita sehat dan pertanian juga sebagai lapangan pekerejaan. Pertanian jugalah yang membuat besar dalam industri apapun.” Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga menyampaikan selama tiga tahun Indonesia telah menjadi yang terbaik kedua se-Asia Tenggara dari sektor pertaniannya.
“Untuk itu menurut saya, siapa saja bisa jadi petani juga masa penennya pun juga tidak menentu untuk itu masyarakat tinggal pilih mau yang mana,” beber Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Lebih lanjut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta pada Gubernur Ali Mazi untuk disiapkan 1.000 hektar disetiap Kecamatan. “Siapkan saya 1.000 hektar di tiap kecamatan, jika 1.000 hektar dengan total Rp30 Juta per hektar di tiap bulannya jadi akan menghasilkan Rp30 Miliar dalam satu tahun dan ini merupakan langkah menyejahterahkan petani” pungkas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta petani padi di Sulawesi Tenggara khususnya yang ada di Desa Cialam Jaya, agar bisa meningkatkan panen hingga 8 ton per hektare. “Kalau lahan dikelola dengan baik, airnya cukup, varietas berkualitas dengan dikontrol Bapak Gubernur, para Bupati dengan Kepala Dinas dan Penyuluh dibawa asistensi oleh kami tentu kita berharap produktivitasnya tidak yang seperti sekarang hanya 4,2 ton tetapi bisa 6 sampai 7 ton bahkan ada yang bisa 8 ton per hektare.”
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan tujuan dari kunjungan kerja di daerah tersebut untuk memacu produktivitas pertanian, sebab inflasi Indonesia bisa diposisi yang paling rendah ditopang adanya sektor tersebut.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah bersepakat dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan beberapa pemerintah kabupaten salah satunya Konawe Selatan untuk menyiapkan lahan seluas 1.000 hektar.
“Tadi kita sepakat untuk menggulirkan beberapa kabupaten 1.000 hektar, dengan harapan selain musim tanamnya dua sampai tiga kali atau ada yang empat kali kalau irigasinya baik itu akan kita capai ke sana,” ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta agar para petani di daerah tersebut diberikan pelatihan dan pendampingan yang semakin kuat dengan menerapkan digital sistem yang ada di pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap pasca panen ditata dengan baik sehingga keluaran berasnya dengan kualitas yang tinggi dengan demikian membuat pemasarannya akan lebih baik pula. “Kalau di Sulawesi Tenggara ini semua kompak kita yakin ketahanan pangan yang tergoncang secara global, kita siap menghadapi krisis ini. Kita siap menghadapi gejolak apapun pangan tersedia minimal di Sulawesi Tenggara dan kawasan Timur.”
Gubernur Ali Mazi mengatakan potensi lahan produktif pertanian di Sulawesi Tenggara seluas 2.858.277 hektare yang terdiri dari sawah fungsional seluas 82.117 hektare, non sawah atau ladang dan lahan kering seluas 2.734.267 hektare. “Khusus potensi luas baku sawah di Konawe Selatan seluas 2.040.095 hektar dan sekarang ini kita berada di Kecamatan Konda, Desa Cialam Jaya dengan hamparan sawah seluas 1.391 hektar,” kata Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi menyampaikan, komoditas tanaman pangan Sultra khususnya beras mengalami surplus sejak tahun 2019 ini dibuktikan pada tahun 2021 pihaknya mengirim beras ke Sulawesi Utara sebanyak 1.000 ton melalui Perum Bulog. Selain itu, komoditas jagung juga telah dipasarkan hingga ke Surabaya, menandakan bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi salah satu lumbung pangan nasional khususnya di wilayah Indonesia Tengah dan Timur.
“Kami berharap produksi beras masyarakat petani Sulawesi Tenggara ke depan tidak hanya dapat menjaga ketersediaan bahan pangan daerah tetapi juga ketersediaan bahan pangan nasional dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim yang tidak menentu dan ancaman krisis pangan,” kata Gubernur Ali Mazi. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2022