“Sulawesi Tenggara tidak saja harus aman dari gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), tetapi aman dari semua hambatan fundamental dalam pemenuhan pangan, sandang, dan papan.”
H. Ali Mazi, SH.
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara
SEBAGAIMANA BIASANYA, seusai Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Sulawesi Tenggara (Sultra), setiap tahunnya, DPRD Prov. Sultra menggelar Rapat Paripurna di Ruang Rapat Utama DPRD Sultra, Selasa 27 April 2021.
Rapat ini dihadiri oleh Gubernur Provinsi Sultra H. Ali Mazi, SH., jajaran Forkopimda Sultra, para Bupati/Walikota se-Sultra, para pimpinan lembaga vertikal K/L, anggota DPR-RI dapil Sultra, anggota DPD-RI asal Sultra, tokoh masyarakat dan hampir semua anggota DPRD Sultra.
[GALERI FOTO] Rapat Paripurna DPRD Sultra dalam Rangka HUT Sultra ke-57 Tahun 2021
Dalam pidato pengantar Peringatan HUT Sultra ke-57 tahun 2021, Gubernur Ali Mazi mengungkapkan, kini Sulawesi Tenggara telah mencapai kemajuan dan sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Meski demikian, masih ada sejumlah indikator yang dianggap tertinggal.
“Keberhasilan tersebut membuat ekonomi Sultra di tahun 2020 relatif baik, yakni minus 0,65 persen dibanding ekonomi Nasional yang tercatat minus 2,7 persen,” kata Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi menilai, semua capaian tersebut membuktikan bahwa aktifitas perekonomian di Sultra sanggup memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Di akhir pidatonya, Gubernur Ali Mazi menyampaikan beragam pesan dalam falsafah masyarakat Sultra yang harus tetap diterapkan agar Sultra tetap aman dan sejahtera. Falsafah Buton Pobhincibhinci Kuli yang mengartikan bahwa kita harus bersama-sama dalam menghadapi setiap tantangan. “Karena apa yang dirasakan sakit oleh orang lain, maka sakitnya akan dirasakan oleh diri kita,” terang Gubernur Ali Mazi.
Pada masyaraat Tolaki pun dikenal falsafah Inai Konasara Ieto Pinasara, Inae Lia Sara Ieto Pinekasara, yang berarti siapa yang mentaati hukum adat akan dimuliakan, dan siapa yang melanggar hukum adat akan diberi sanksi.
Falsafah yang artinya kurang lebih sama juga ada dalam masyarakat Moronene: Inai da Kosara Dahoo Ntapinesara, Inai da Saikosara Dahoo Ntanikasarai, yang berarti “barang siapa yang beradab akan dihormati, barangsiapa tidak beradab akan dikasari”; atau Inainaimo da Mehawa’o Wonua Dahoo Nta Tumpaiho Kabarakatino, Inainaimo da Bungkuiho Wonua, Dahoo Nta Tumpaiho Tuarano, yang berarti “siapa saja yang menjaga negeri akan dikaruniai keberkatan, siapa saja yang merusak negeri akan dijatuhi malapetaka”.
Sementara itu, falsafah Muna mengajarkan kalimat bijak; Feka Maramarasi Konae Omarasai, Koe Omarasai Omarasaigho, yang artinya “bekerjalah dengan serius agar kelak tidak susah, jangan engkau kerja dengan serius tetapi kelak engkau akan susah”.
Falsafah-falsafah hidup masyarakat Sultra itu, sangatlah relevan menjadi pedoman kerja membangun Sulawesi Tenggara ke depan. “Untuk itu marilah kita pedomani falsafah-falsafah ini dalam kehidupan kita sehari-hari untuk membangun masa depan daerah. Sulawesi Tenggara butuh kerja bersama dan kerja berkualitas, kekuatan moral, toleransi, serta keikhlasan dalam menjalankan ajaran agama, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dan ditingkatkan,” demikian pesan sang Multikulturalis, Gubernur Ali Mazi.
Baik Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas, telah menjadikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat sebagi fokus kebijakan. Sultra tidak saja harus aman dari gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), tetapi aman dari semua hambatan fundamental dalam pemenuhan pangan, sandang, dan papan.
Tidak lupa, Gubernur Ali Mazi tetap menekankan agar seluruh masyarakat Sultra tidak terlena dan tetap waspada pada penyebaran Covid-19. Pandemi ini masih berbahaya dan mampu menyerang sewaktu-waktu. Gelombang kedua pandemi Covid-19 di India tidak saja mengejutkan dunia, sekaligus membuat Indonesia waspada tingkat tinggi. Tingginya angka korban terinfeksi dan meninggal dunia yang kini mencapai ratusan ribu tersebut, membuat India diambang keterpurukan ekonomi dan sosial.
“Tetap terapkan Protokol Kesehatan, baik (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), serta 3T (testing, tracing, dan treatment), kemudian berdoa kepada Allah SWT, agar kita selalu terhindar dari mara bahaya yang menyusahkan. Sukseskan vaksinasi yang sedang dilakukan pemerintah,” pesan Gubernur Ali Mazi.
Ketua DPRD Sultra Abdurahman Shaleh, dalam pidatonya, menyebutkan bahwa yang terpenting adalah menormalisasi semua sektor di Sultra, termasuk bertanggung jawab pada generasi selanjutnya.
“Kitalah yang memainkan peran selaku narahubung antar generasi selanjutnya. Kita bertanggung jawab secara etis, moral dan historis atas pusaka negeri ini, terlepas kita sebagai apa dan siapa. Di sinilah pentingnya peran generasi dan di sini pula pentingnya pemerintahan hadir untuk mengelola dimensi pembangunan daerahnya sesuai potensi daerah yang dimilikinya,” kata Ketua DPRD Abdurrahman Shaleh. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021.