GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., melakukan kunjungan di Pulau Buton. Dini hari dari Bandara Sukarno Hatta, Jakarta, Gubernur Ali Mazi melakukan perjalanan menuju Pulau Buton dan tiba di Bandara Betoambari, Kota Baubau pada pukul 10.00 WITA, Senin, 27 Februari 2023.
Tampak kader-kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) menyambut kedatangan Gubernur Ali Mazi yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Sulawesi Tenggara. Pada kesempayan tersebut, perwakilan kader NasDem menyampaikan keinginan untuk berdialog dengan Gubernur Ali Mazi, selaku Ketua DWP NasDem Sultra.
Selama dua jam Gubernur Ali Mazi melakukan audiensi dengan kader NasDem daerah yang berlangsung di Hotel Zenith Baubau. Pada kesempatan tersebut Gubernur Ali Mazi menyampikan akan perannya sebagai gubernur yang juga sekaligus sebagai Ketua DPW Partai NasDem Sultra.
“Sebagai anggota Partai NasDem kita harus selalu mengingat bahwa kehadiran Partai NasDem adalah untuk menjawab kejenuhan masyarakat. NasDem lahir untuk bisa terlihat penuh untuk mensejahterakan rakyat. Maka itu, kita tidak serta merta memikirkan tentang politik saja, tetapi bagimana kader NasDem berperan untuk membantu masyarakat. Kita tidak memikirkan tentang diri sendiri. Kita tidak memikirkan tentang partai saja. Tetapi bagaimana kita juga memikirkan tentang rakyat. Tentang kesejahteraan rakyat. Bagi teman-teman yang telah mewakili rakyat. Jadilah perwakilan rakyat yang sesungguhnya membantu rakyat. Dan bagi teman-teman yang akan maju untuk mewakili rakyat, di partai NasDem inilah mulai belajar mengkoordinir masyarakat. Membantu masyarakat agar itu menjadi bekal ke depan bila terpilih,” seru Gubernur Ali Mazi.
Dalam dialog dengan kader Partai NasDem di Baubau tersebut, Gubernur Ali Mazi mendengarkan beberapa pendapat kader terkait berbagai kendala di lapangan sebagai kader partai. Selanjutnya, secara umum Gubernur Ali Mazi menanggapi berbagai aspirasi dari kader partai.
“Teman-teman, ayo kita bekerja membantu masyarakat. Mari memulainya dari keihklasan masing-masing. Mari berlajar untuk selalu berpikir positif sekaligus belajar menghilangkan berbagai prasangka buruk dan prasangka negatif. Apalagi antar sesama anggota partai. Di sini kita bisa saling membantu. Memberi petunjuk. NasDem punya sumber daya. Bahkan saat ini NasDem telah banyak memberikan bantuan kepada masyarakat. Baik itu di bidang pertanian, perikanan, UMKM dan lain-lain. Kader partai manfaatkan ini dan melalui NasDem ini mari belajar untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat. Masyarakat butuh apa? Sampaikan ke partai. Nanti melalui Partai NasDem kita memberikan bantuan seperti sebelumnya sudah kita lakukan,” kata Gubernur Ali Mazi.
Tidak sedikit desa berstatus tertinggal dan sangat tertinggal di Sulawesi Tenggara. Gubernur Ali Mazi bertekad mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal menjadi desa berkembang serta desa mandiri. Gubernur Ali Mazi mengajak seluruh stakeholder di Sultra untuk mendukung baik secara materil maupun non materil.
Gubernur Ali Mazi mengatakan upaya membebaskan desa-desa dari kategori tertinggal dan sangat tertinggal bukan hanya tanggungjawab Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra semata, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Desa (Pemdes) serta stakeholder terkait.
“Semua pihak harus membangun komunikasi, koordinasi dan bersinergi dengan pemprov, pemkab, DPRD dan stakeholder lainnya seperti dunia usaha untuk memperoleh dukungan, baik materil maupun non materil yang diperlukan untuk pembangunan di desa,” kata Gubernur Ali Mazi.
Ketua DPW Partai NasDem Sultra ini tak menampik jika masih terdapat desa tertinggal dan sangat tertinggal di Sultra. Kendati demikian, Gubernur Ali Mazi berpesan kepada seluruh pihak, khususnya kader NasDem, untuk bekerja sama membangun desa sehingga bisa naik status menjadi desa mandiri.
Baru 4 Desa Berstatus Mandiri
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Sultra, I Gede Panca menyebut desa di Sultra berjumlah 1.908. Dari total jumlah desa itu, sekitar 300-an desa kategori tertinggal. Lalu, 7 desa berstatus sangat tertinggal. Selebihnya, desa berstatus berkembang, maju dan mandiri. “Kategori desa tertinggal ini karena faktor transportasi, dan komunikasi. Di Sultra ini, masih ada 146 desa yang tidak memiliki akses jaringan komunikasi.”
Saat ini, baru 4 desa di Sultra yang berstatus desa mandiri. Desa kategori mandiri di Sultra itu adalah Desa Lasalimu di Kabupaten Buton, dan Desa Walandu di Kabupaten Buton Tengah. Selain itu, Desa Samaturu dan Desa Iwoimenda di Kabupaten Kolaka.
Untuk mendorong desa dari ketertinggalan, harus ada intervensi dari pemerintah terkait, baik dari Kementerian Desa, maupun Kementerian Kominfo, agar komunikasi bisa lancar dan bisa menjadi desa berkembang dan mandiri.
“Semakin bagus tata kelola keuangannnya maka semakin maju desanya. Bahkan desa yang mandiri memiliki lembaga perbankan atau lembaga keuangan yang menampung semua hasil perekonomian masyarakat,” tutur Gubernur Ali Mazi. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2023