GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH, beserta keluarga besar tengah dilanda kesedihan atas 100 hari berpulangnya ibunda, Hj. Wa Nazia binti La Umara di Rumah Sakit Umum Daerah Bahteramas, Kota Kendari, melalui ta’ziyah hari ke-100 di Pasarwajo, Sabtu 15 Januari 2022.
Gubernur Ali Mazi, sekaligus mewakili keluarga besarnya, mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara tanpa terkecuali, atas doa-doa yang dikirimkan untuk Almarhumah ibundanya tercinta.
“Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji’un. Itulah kalimat yang biasa kita ucapkan dan kita dengarkan saat terjadi suatu musibah, khususnya pada peristiwa kematian. Kalimat tersebut sejatinya tidak hanya dimaknai sebagai ucapan duka cita semata, akan tetapi menjadi peringatan bagi setiap mahluk yang bernyawa bahwa kita semua juga akan menyusul mengalami kematian, kembali kepada Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan yang menciptakan serta mengatur kehidupan dan kematian makhluk ciptaan-Nya,” ucap Gubernur Ali Mazi.
Sebagai manusia, lanjut Gubernur Ali Mazi, tentu Almarhumah tidak terlepas dari dosa dan kesalahan. Untuk itu, melalui kesempatan mulia ini, Gubernur Ali Mazi secara pribadi sebagai anak tertua Almarhumah dan mewakili keluarga, memohon dengan segala kerendahan hati, kepada keluarga besar di Pasarwajo khususnya, dan masyarakat Sulawesi Tenggara pada umumnya, untuk kiranya berkenan memaafkan dengan ikhlas dan lapang dada.
[GALERI FOTO] Hari ke-100 Berpulangnya Hj. Wa Nazia binti La Umara
“Atas segala dosa dan kehilafan ibunda tercinta Almarhumah Hj. Wa Nazia binti La Umara, serta turut mendo’akan semoga Almarhumah diampuni dosa-dosanya, diterima segala amal ibadah dan mendapat tempat yang terbaik disisi Allah Subhanahu Wata’ala, Aamin Yaa Rabbal ‘Alamiin,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Hari wafatnya ibunda gubernur, Hj. Wa Nazia binti La Umara, menurut K.H. Djakri Napu, SE., M.Pd., adalah hari yang menyisakan duka mendalam bagi Gubernur Ali Mazi sekeluarga. “Tidaklah mudah menerima kenyataan kehilangan seorang sosok ibu yang sangat dicintai, dimana menjadi panutan bagi mereka sekeluarga, yang telah mengandung, berjuang melahirkan, merawat, dan membesarkan serta membimbing anak-anaknya dengan penuh keihklasan, kesabaran, serta penuh kasih sayang,” kata Djakri Napu.
Djakri Napu menceritakan proses terbantunya manusia. “Empat puluh (40) hari merupakan proses pembuahan, 40 berikutnya menjadi segumpal darah, 40 hari berikutnya menjadi segumpal daging. Itulah proses pembentukan janin dalam rahim seorang ibu. Inilah angka 120,” kata Djakri Napu lagi.
Lebih lanjut Djakri Napu menambahkan “Dalam janin sembilan bulan 10 hari sebelum lahir kedunia, pada prinsipnya angka-angka itu tidak ada yang kebetulan. 100 tentang Asmaul Usna dari 99 +1. Jarak hidup manusia sangat singkat yaitu saat lahir dengan tangis bahagia dan saat kematian menjemput dengan tangis duka. Sama seperti saat lahir diazankan dan saat mati disholatkan. Jadi seperti jarak antra azan dan sholat. Sangat singkat.”
Setiap angka-angka ini bukanlah suatu kebetulan. Angka yang diberikan Allah SWT itu bukan sebuah kebetulan, tetapi angka-angka itu punya makna.
“Maka perbaikilah kendaraanmu, sebab perjalanan masih jauh. Perjalanan setelah berakhirnya kehidupan. Untuk digunakan mengarungi kehidupan selanjutnya. Kendaraan dalam bentuk amal dan kebaikan,” kata Djakri Napu yang membawakan takziah.
Bagi Gubernur Ali Mazi, secara pribadi tahun ini merupakan tahun yang terasa begitu berat. Karena di tengah perjuangan sebagai gubernur memimpin dan membangun masyarakat dan daerah Sulawesi Tenggara agar menjadi lebih baik, maju, dan sejahtera baik dimasa kini maupun masa akan datang, dirinya diuji oleh Allah Subhanahu Wata’ala, dengan kehilangan dua sosok yang amat penting dalam perjalanan hidupnya, yakni sosok dibalik kesuksesan dalam menjalani kehidupan maupun menggapai cita-cita dan impian.
Sosok yang selama ini telah luar biasa men-support dalam menjalankan tugas baik sebagai ayah bagi anak-anak, dan juga tugas pengabdian sebagai pemimpin masyarakat dan Sulawesi Tenggara.
Peran luar biasa ibunda Almarhumah Hj. Wa Nazia binti La Umara, hanya dengan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan, melalui doa-doa dan zikir yang selalu dipanjatkan pada setiap salatnya, demi kesehatan, keselamatan dan kesuksesan anak-anak dan cucu-cucunya, sehingga beliau menjadi salah satu pendorong, “Utamanya saya, sejak ayahanda kami lebih dahulu dipanggil Sang Pencipta, untuk selalu kuat dan sabar menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan ini,” kenang Gubernur Ali Mazi.
Pada kesempatan ini juga, Gubernur Ali Mazi menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak, tim dokter, dan para medis yang telah membantu sejak almarhumah menjalani perawatan medis. Terlebih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Buton dan Pemerintah Daerah Kota Baubau bersama masyarakat yang telah membantu sampai selesainya prosesi pemakaman Almarhumah di tempat peristirahatan terakhir.
Gubernur Ali Mazi juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang berkenan mengikuti acara ta’ziah hari ke-100 kepergian ibunda tercintanya Almarhumah Hj. Wa Nazia binti La Umara, semoga apa yang telah dilakukan tersebut, mendapatkan balasan pahala dari Allah Subhanahu Wata’ala. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2022 dan Ari Ardiansyah © 2022