GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., bertekad menekan angka stunting hingga mencapai prevalensi 14 persen pada tahun 2023 sesuai yang ditargetkan Presiden Joko Widodo untuk di tahun 2024 mendatang. Pernyataan gubernur itu dikeluarkan pada Selasa, 31 Januari 2023.
Berdasarkan survey status gizi Indonesia 2021, Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri termasuk dalam lima besar nasional dengan angka stunting paling tinggi yakni 30,2 persen. Gubernur Ali Mazi menargetkan angka prevalensi stunting 14 persen bisa tercapai pada 2023 ini. “Saat ini kan sudah diangka 30 persen, jadi kita tinggal mengurangi setengahnya.”
Berdasarkan data yang dihimpun, kasus stunting tertinggi di Buton Selatan sebanyak 45,2 persen, menyusul Buton Tengah 42,7 persen dan Buton 33,9 persen. Sementara itu, untuk angka stunting terendah berada di Kolaka Timur dengan capaian 23 persen.
Namun, kasus stunting di Sulawesi Tenggara pada 2022 ini turun sebanyak 2,5 persen menjadi angka 27,7 persen. Kabupaten Buton Tengah menempati posisi kasus stunting tertinggi dengan 41,6 persen. Sedangkan Kota Kendari menjadi daerah di Sulawesi Tenggara dengan angka stunting terendah yakni 19,5 persen. Kasus stunting di Kendari turun 4,5 persen dibandingkan tahun 2021 lalu di angka 24 persen.
Kasus stunting di Kota Kendari mengalami penurunan karena melakukan berbagai langkah yakni dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk 3 klaster, pertama warga Kota Kendari yang akan menikah.
Selanjutnya adalah menambah makanan yang mengandung protein kepada ibu hamil dan bayi di bawah 2 tahun. Potensi sumber protein di Kota Kendari sangat tersedia, seperti ikan, telur ayam dan daging. Untuk terus menekan angka stunting, Pemkot Kendari terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mencapai angka 14 persen di akhir 2023. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra