GUBERNUR Propinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., menyaksikan Penyerahan Surat Keputusan Izin Pendirian Institut Teknologi Kelautan (ITK) Buton, di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, yang diselenggarakan oleh Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh, di Kendari, Senin 31 Januari 2022.
Turut hadir Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara H. Abdurrahman Shaleh, SH., M.Si. Turut menyaksikan, dua anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Sulawesi Tenggara, antara lain Kapolda Sulawesi Tenggara dan Komandan Komando Rayon Militer 143 Halu Oleo, masing-masing diwakili kehadirannya. Hanya Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Sulawesi Tenggara Sarjono Turin, SH., MH., yang hadir.
Kepala BIN Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara kehadirannya diwakili. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultanbatara) Drs. Andi Lukman, M.Si., berkenan hadir menyaksikan dan ikut memberikan sambutan.
Juga para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, para Pimpinan Perguruan Tinggi se-Sulawesi Tenggara, dan Pengurus Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh, serta para Penyusun Dokumen Pendirian Institut Teknologi Kelautan Buton, juga ikut hadir.
[GALERI FOTO] Institut Teknologi Kelautan (ITK) Buton Resmi Dibuka
Gubernur Ali Mazi mengatakan, bahwa saat ini pemerintah telah menetapkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD) dengan konsep yang dikenal dengan tol laut. Konsep ini sangat beralasan mengingat posisi Indonesia berada di jantung lalu lintas dua samudra besar di dunia, yaitu antara dua benua, khususnya benua Asia dan benua Australia. “Visi maritim muncul sebagai kekuatan baru untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia, khususnya kesejahteraan nelayan, masyarakat pesisir, serta masyarakat yang berada di sekitar pulau-pulau kecil di wilayah terluar.”
Kerangka master plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia hingga tahun 2025, Sulawesi Tenggara berada pada koridor 2 (dua) Sulawesi dimana sektor perikanan menjadi salah satu sektor utama dalam pembangunan ekonomi di wilayah ini. Peluang pemanfaatan sumberdaya ikan di wilayah ini terbuka luas, namun disadari bahwa saat ini pemanfaatan dominan pada pemanfaatan sumbedaya pesisir atau sumberdaya ikan pada perairan relatif dangkal di sekitar pantai. Dimasa depan, hal ini tentu dapat berdampak pada kelestarian sumberdaya hayati perairan pesisir dan laut dangkal di sekitarnya, dan juga pada sosial ekonomi masyarakat, termasuk timbulnya konflik pemanfaatan.
“Kehadiran Institut Teknologi Kelautan Buton, membuka peluang tersebut melalui salah satu Program Studi Teknologi Penangkapan Ikan, khususnya yang berorientasi pada eksplorasi dan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Laut Dalam. Hal ini tentu membutuhkan teknologi dan sumberdaya yang mumpuni,” kata Gubernur Ali Mazi.
Wilayah Sulawesi Tenggara dikelilingi oleh perairan dalam (Laut Banda dan Laut Flores) dengan Sumber Daya Alam yang belum banyak dimanfaatkan, bahkan belum dieksplorasi sepenuhnya. Berangkat dari kondisi tersebut, maka mau tidak mau, kebutuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai ilmu dan teknologi di bidang eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya laut dalam dimasa datang, akan menjadi kebutuhan mutlak yang harus disediakan. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah bersama segenap komponen pembangunan, agar bangsa Indonesia mampu mengelola sumber daya tersebut, diantaranya melalui penyediaan tenaga kerja lokal (dalam negeri) dengan kompetensi memadai melalui pendidikan tinggi di bidang eksplorasi dan pemanfaatan sumberdaya laut.
Institut Teknonolgi Kelautan Buton yang telah secara resmi berdiri sesuai SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 25/E/O/2022, diharapkan agar segera melakukan aktifitas perekrutan mahasiswa baru tahun akademik 2022/2023 untuk Program Studi Bioteknologi, Akuakultur dan Perikanan Tangkap.
“Saya selaku Pimpinan Daerah Sulawesi Tenggara berharap agar ITK Buton dapat membuka program-program studi baru yang relevan dengan teknologi kelautan seperti teknologi perkapalan dan navigasi, sehinggga ITK Buton dapat menjadi pusat kajian ilmu-ilmu kelautan yang terintegrasi (Perkapalan, Perikanan dan Pelayaran) di Indonesia, khususnya di Kawasan Timur Indonesia,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi mengatakan, bahwa harus diciptakan keunggulan ilmu-ilmu kelautan itu ada di Sulawesi Tenggara. Jika orang berbicara teknologi pertanian, maka datanglah ke IPB (Institut Pertanian Bogor), kalau mau berbicara soal teknologi perkapalan datanglah ke ITS (Institut Teknologi Surabaya), dan kalau mau berbicara teknik sipil datanglah ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Tetapi jika ingin mendalami ilmu kelautan secara utuh, datanglah ke Institut Teknologi Kelautan Buton,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Gubernur Ali Mazi mengatakan atas nama Pemerintah Daerah dan Masyarakat Sulawesi Tenggara, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada; Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, MPA., Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI beserta seluruh jajarannya yang telah memfasilitasi rapat-rapat koordinasi percepatan pendirian ITK-Buton;
Nadiem Makarim, BA., MBA., Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, beserta seluruh jajarannya yang telah menerbitkan SK Izin Pendirian ITK-Buton; Bahlil Lahadalia, SE., Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia yang telah menfasilitasi rapat koordinasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tentang potensi investasi bidang kelautan di Sulawesi Tenggara.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara Drs. Andi Lukman, M.Si., yang telah memberikan remokendasi izin pendirian Institut Teknologi Kelautan Buton, dan Rektor Universitas Haluoleo Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, S.Si., M.Si., M.Sc., yang telah mendukung pendirian Institut Teknologi Kelautan Buton melalui tim percepatan yang dikoodinir oleh Dekan FPIK UHO Prof. H. La Sara, Ph.D.
“Saya mengucapkan selamat kepada Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh, atas upaya menghadirkan lembaga pendidikan tinggi, khusus bidang kelautan yang berkualitas di Sulawesi Tenggara. Semoga segala upaya yang kita lakukan untuk kemajuan daerah ini diberkahi dan diridhoi Allah Subhanahu Wata’ala,” tutup Gubernur Ali Mazi.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultanbatara) Drs. Andi Lukman, M.Si., telah menyerahkan secara langsung Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 25/E/O/2022, tentang Izin Pendirian Institut Teknologi Kelautan (ITK) Buton, di Rumah Jabatan Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penerbitan SK tersebut diterima oleh Ketua Yayasan Sultra Raya Dua Ribu Dua Puluh Alvin Akawijaya Putra, SH., selaku penyelenggara Institut Teknologi Kelautan Buton, yang berkedudukan di Kabupaten Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan disaksikan langsung oleh Gubernur Ali Mazi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang juga selaku Pembina Yayasan Institut Teknologi Kelautan Buton Drs. Asrun Lio, M.Hum, Ph.D.
Menurut Asrun Lio, Institut Teknologi Kelautan merupakan salah satu hasil pertemuan Gubernur Ali Mazi bersama Menko Marves RI Luhut Binsar Pandjaitan, di Kantor Kemenko Marves RI di Jakarta. Institut Teknologi Kelautan Buton menjadi salah satu program strategis yang diusulkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Institut Teknologi Kelautan Buton menjadi salah satu program strategis, karena berkaitan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal. Oleh karena itu Pemerintah Pusat memberikan perhatian serius terhadap upaya pendirian perguruan tinggi,” tutur Asrun Lio.
Keberadaan Institut Teknologi Kelautan Buton nantinya akan mendukung pengembangan kawasan perikanan dan kelautan di Buton, sehingga dalam pendirian perguruan tinggi, tidak menemukan kendala cukup berarti.
Institut Teknologi Kelautan Buton merupakan salah satu komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dibawah kepemimpinan Gubernur Ali Mazi dan Wakil Gubernur Lukman Abunawas, dalam meningkatkan pendidikan dan kualitas SDM di Sultra.
Institut Teknologi Kelautan Buton telah hadir dan siap menerima mahasiswa baru.
Untuk Program Studi Tehnologi Penangkapan Ikan (S1) akan mengajarkan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU 16 SKS); Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK 12 SKS); Mata Kuliah Ciri Khusus (MKCK 72 SKS); Mata Kuliah Kebutuhan Lingkungan (MKKL 39 SKS); dengan tugas akhir: Praktik Lapangan (PL 4 SKS); Seminar (1 SKS); Skripsi (6 SKS).
Program Studi Akuakultur (S1) akan mengajarkan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU 20 SKS); Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK 18 SKS); Mata Kuliah Ciri Khusus (MKCK 80 SKS); Mata Kuliah Kebutuhan Lingkungan (MKKL 16 SKS); Tugas Akhir: Praktek Lapangan (PL 3 SKS); Seminar (1 SKS); dan Kripsi (6 SKS).
Kemudian Program Studi Bioteknologi (S1) mengajarkan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU 20 SKS); Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK 14 SKS); Mata Kuliah Dasar Khusus (MKDK 71 SKS); Mata Kuliah Kebutuhan Lingkungan (MKKL 9 SKS); dengan Tugas Akhir: Praktek Lapangan (PL 20 SKS); Seminar (1 SKS); dan Skripsi (10 SKS).
Persyaratan Masuk; Tamat SMU dan sederajat jurusan IPA; Lulus ujian masuk; dan maksimum berusia 23 tahun. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2022 dan Ari Ardiansyah © 2022