SETELAH EMPAT hari sebelumnya bersama Tim Khusus Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI) di Kebupaten Buton dan Kota Baubau, satu tim lain yang membidangi Budaya Maritim—yang bekerja sama dengan Bidang Koordinasi Sumber Daya Manusia pada kementerian yang saya—kembali duduk bersama Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH. untuk membicarakan progres dan langkah lanjutan percepatan pendirian Politeknik Industri Konawe yang digagas PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Terkait hal tersebut, Gubernur Ali Mazi memimpin Rapat Koordinasi (rakor) Persiapan yang dihadiri dua bidang tersebut, dan sejumlah pimpinan OPD dari dua lingkup pemerintahan daerah; Provinsi Sultra dan Kabupaten Konawe, di Ruang Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sultra, Rabu 3 Februari 2021.
Rapat digelar secara virtual bersama dengan sejumlah kementerian terkait. Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim, Kemenko Marves Safri Burhanuddin hadir langsung di Rujab Gubernur Sultra, dan Direktur PT. VDNI Wisma Bharuna.
Dalam kata pengantarnya, Gubernur Ali Mazi menyatakan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang hadir dalam rakor yang membicarakan kemajuan sumber daya manusia Sultra. Sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, Gubernur Ali Mazi menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada PT. VDNI atas keinginan mendirikan Politeknik Industri di kawasan industri Morosi, Konawe.
Gubernur Ali Mazi minta agar PT VDNI membuat sebuah tim yang bisa berkoordinasi langsung kepada Pemprov Sultra, Pemkab Konawe, dan Pemerintah Pusat, sehingga rencana pendirian politeknik ini tidak terbelangkalai dan tidak berlarut-larut. “Karena membicarakan masalah pendidikan, masalah persyaratan dan lainnya, saya memberikan garis besarnya, dan kepada PT. VDNI agar serius dalam menangani rencana ini,” tegas Gubernur Ali Mazi.
Keseriusan PT. VDNI harus ditunjukkan dalam bentuk koordinasi kepada ketiga hierarki pemerintahan dari pusat hingga daerah, sehingga perkembangannya dapat terpantau dan setiap kendalanya dapat segera diatasi.
VDNI Menyataan Kesiapan Penuh
Kepada Gubernur Ali Mazi, dalam rakor ini, Direktur PT. VDNI Wisma Bharuna menyampaikan bahwa PT. VDNI telah menggarap rencana pembangunan politeknik dengan intens, mulai dari desain teknik, pemilihan kontraktor, hingga pemilihan lahan lokasi kampus.
Dalam Kawasan Industri Morosi, areal pabrik PT. VDNI berjalan dengan konsep techno-park, sehingga selain fasilitas industri yang ada di dalamnya, juga didukung fasilitas umum dan pendidikan untuk mendukung konsep green area (kawasan hijau).
Karena berbasis praktek, maka kampus Politeknik Industri Konawe akan didirikan di dalam kawasan industri. “Jika gedung kampus dibangun dalam kawasan industri, maka akan memudahkan proses belajar mengajar,” jelas Wisma Bharuna.
Wisma Bharuna menambahkan, Politeknik Industri Konawe berada dalam naungan Andrew and Tony Foundation dengan Gubernur Sultra sebagai Ketua Dewan Pengawas. “Kami rencanakan bulan Februari atau Maret ini, berkas-berkasnya (dokumen,—red.) sudah masuk seluruhnya,” jelas Wisma Bharuna.
Terkait pemilihan lokasi pembangunan fasilitas kampus yang direncanakan oleh PT. VDNI berada dalam kawasan industri, direspon oleh Pemprov Sultra dan Pemkab Konawe.
Secara pribadi, Gubernur Ali Mazi menginginkan kampus tersebut dibangun di luar kawasan industri, sehingga dapat meningkatkan mutu belajar dan menjadi promosi yang baik bagi masyarakat serta mengukuhkan reputasi perusahaan sebagai dunia usaha yang menyokong pendidikan. “Namun jika ada pertimbangan mengenai regulasi, efektifitas dan efisiensi, serta ada persetujuan dari pemerintah pusat, saya tidak mempersoalkan jika dibangun di dalam kawasan industri,” kata Gubernur Ali Mazi.
Posisi kampus yang kelak berada dalam kawasan industri, penting bagi pihak PT. VDNI untuk mempertimbangkan dampak lingkungannya; kenyamanan proses perkualiahan, efektifitas belajar, kebersihan kampus, dan keamanan area pendidikan.
Jika tujuan utama dari pendirian sarana pendidikan politeknik adalah pembentukan serta peningkatan SDM Sultra yang berkembang dan cerdas, dan pemerintah pusat setuju pembangunannya di dalam kawasan industri, itu menandakan tidak ada masalah.
Namun, penentuan lokasi itu ditanggapi serius oleh Sekda Konawe Ferdinand Sapan. Menurutnya, pembangunan Politeknik Industri Konawe ini harus tetap mempertimbangkan seluruh aturan yang menjadi rujukan hukum, termasuk zonasi tata ruang, serta konsep kerjasama antara pemerintah daerah dengan perusahaan terkait.
Regulasi yang mengatur tata ruang berkaitan erat dengan aturan pidana sehingga aspek tata ruang benar-benar menjadi pertimbangan. “Perlu pertimbangan dari berbagai aspek, bukan hanya substansi kepentingan perusahaan semata tapi juga regulasi lain yang berlaku,” jelas Sekda Konawe Ferdinand Sapan.
Gubernur Ali Mazi kembali menegaskan dukungannya untuk pendirian Politeknik Industri Konawe, yang akan membawa manfaat besar bagi kemajuan daerah. “Sumber daya manusia yang cerdas dan terampil, adalah jaminan bagi kemajuan daerah,” kata Gubernur Ali Mazi.
Dalam rakor ini, Gubernur Ali Mazi ditemani Sekda Prov. Sultra Nur Endang Abbas, Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Sultra Asrun Lio, Sekda Kab. Konawe Ferdinand Sapan, Prof. Eka Suaib dan Prof. Hanna yang mewakili perguruan tinggi, dan Kepala Balai Latihan Kerja Kendari La Ode Haji Polondu. Mewakili Menko Marves RI hadir langsung Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim, Safri Burhanuddin, dan Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir pada Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Rasman Manafi.
Sementara itu hadir secara virtual, antara lain; Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Kementerian Ketenagakerjaan) Kemnaker RI Budi Hartawan, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Pendidikan Vokasi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Wikan Sakarinto, Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Pendidikan Vokasi Henri Togar Hasiholan Tambunan, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Arus Gunawan, Kepala Bappeda Kab. Konawe, Kadis Dikbud Kab. Konawe, dan Kadis Nakertrans Kab. Konawe.
Penasehat Khusus Kementerian Bidang Kerjasama Investasi Indonesia dan Tiongkok Kemenko Marves Jona Widagdo Putri, Penasehat Khusus Menteri Bidang Informasi dan Teknologi Kemenko Marves Prof. Yohannes Surya, Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing pada Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Dedy Miharja, dan Asisten Deputi Koordinasi Investasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves.
Virtue Dragon Institute of Technology (Polytechnic)
Secara portofolio, Politeknik Industri Konawe bernama Virtue Dragon Institute of Technology, di bawah payung Andrew & Tony Foundation, dan berada di Kawasan Industri Dragon Nickel Industrial Park (VDNIP), Konawe, Sulawesi Tenggara, seluas 2.253 hektar. Sebagai bagian dari kepedulian terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal Sultra, PT. VDNI memastikan bahwa Politeknik Industri Konawe akan segera dibangun dan beroperasi pada April-Mei tahun 2021.
“Proses pembangunan gedung Politeknik tersebut saat ini sudah berjalan dan sedang dalam tahap seleksi vendor. Diperkirakan sebelum tahun ajaran baru 2021, pengerjaannya sudah selesai dan siap untuk beroperasi,” ujar Dyah Fadhilat dari PT. VDNI dan PT. OSS.

Di tahap awal, Politeknik Industri Konawe memprioritaskan warga lokal, dengan rencana serapan para siswa SMA/SMK yang baru lulus dari sekolah terdekat dari Kawasan Industri Morosi, terutama yg berdekatan dengan area pabrik smelter untuk bisa praktek kerja. Meskipun demikian, ke depannya penerimaan siswa akan dibuka untuk umum sehingga bisa menyerap siswa dari wilayah lainnya.
Setelah proses pembangunan Politeknik Industri Konawe selesai, PT. VDNI akan segera memulai penerimaan mahasiswa gelombang pertama yang diperkirakan akan berlangsung pada bulan Mei 2021, dengan kuota mahasiswa yang akan diterima sejumlah 320 orang. Tiga jurusan D-III yang dibuka adalah Metalurgi, Teknik Mesin, dan Teknik Listrik PLTU.
Politeknik Bertaraf Internasional
Penasihat Khusus Menko Marves Bidang Informasi dan Teknologi Prof. Yohanes Surya menyebut Politeknik Industri Konawe ini bertaraf Internasional, dan sebagai pendukung industri di Provinsi Sulawesi Tenggara. Fasilitas pendidikan ini nantinya dapat menjadi wadah masyarakat dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di sekitar Kawasan Industri Morosi khususnya dan Sulawesi Tenggara pada umumnya.
“Politeknik ini akan dibangun secara internasional dan tenaga pengajarnya pun berasal dari dosen yang hebat. Sehingga kalau dosennya sudah bagus, kurikulumnya bagus, intek-nya ini kita persiapkan. Jadi dari lulusan SMA mungkin kita kasih matrikulasi dulu, persiapkan dulu sebelum nantinya masuk politeknik,” jelas Prof. Yohanes Surya.
Politeknik Industri Konawe adalah salasatu usaha pengembangan SDM lokal dalam program hilirisasi mineral yang terus didorong oleh pemerintah. “Politeknik ini bisa menjadi salah satu bagian transfer teknologi yang dilakukan perusahaan agar nantinya bisa menggantikan tenaga kerja asing yang bekerja di pabrik,” kata Yohanes Surya.
Menurut Yohanes Surya, semua fasilitas yang diberikan mulai dari kurikulum hingga pengajarnya disiapkan agar sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. “Pemda setempat untuk memperhatikan bersama-sama hal tersebut dengan perusahaan yang ada di sana. Sehingga SDM yang ada di wilayah tersebut bisa meningkat kemampuannya,” sambung Yohanes Surya.
Dengan adanya politeknik di Kawasan Industri Morosi, diharapkan dapat menciptakan SDM lebih baik lagi dan mereka harus mampu berkerja sama dengan semua institusi pendidikan baik di dalam maupun luar negeri.
Sebab permasalahan terbesar dalam industri pertambangan Indonesia adalah kesulitan memecahkan masalah yang selama ini ada yakni rare earth (logam tanah jarang), yang justru sudah mampu diolah oleh Tiongkok.
“Misal kalau kita mau ke arah sana gitu, ke depannya bisa aja. Sebab kan di dalam nikel kan juga banyak logam tanah jarangnya dan lainnya gitu. Itu yang kita harapkan ke depannya kerja sama dengan perusahaan Tiongkok, katakanlah saya bekerja sama dengan perusahaan maupun universitas di Tiongkok, atau di sini juga dengan UI, ITB, dan lain-lain bersama-sama membangun ini,” kata Yohanes Surya.
PIK Pusat Inovasi Teknologi
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyambut baik rencana investor smelter nikel PT. VDNI membangun Politeknik Industri Konawe di Morosi, Sulawesi Tenggara. Perkembangan ini secara faktual berarti akan ada ribuan tenaga kerja yang diserap.
Hadirnya politeknik ini sejalan dengan visi Kepala BKPM Bahlil Lahadalia untuk menghadirkan investasi yang berkualitas di berbagai daerah.
External Affairs Manager PT. VDNI, Indrayanto mengatakan, Politeknik sangat strategis guna menjawab kebutuhan tenaga kerja di kawasan industri VDNIP. Indrayanto menyebutkan, Politeknik Industri Konawe diharapkan dapat menjadi pusat inovasi teknologi dan pengembangan produk berbasis nikel dan stainless steel. “Lulusan politeknik ini akan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. Mendukung program pemerintah dalam pengembangan SDM untuk memacu pertumbuhan industri berbasis nikel dan stainless steel,” ujar Indrayanto.
Tidak menutup kemungkinan bekerja sama dengan sekolah vokasi di dalam negeri yang meliputi materi pembelajaran, rekrutmen dan magang guna menjamin kualitas pendidikan dan pelatihan di politeknik ini. []
Ilham Q Moehiddin
Jubir Gubernur Sulawesi Tenggara
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021; La Ode Kaharmin © 2021