GERAKAN Pramuka memasuki usia ke-60 tahun. Dirgahayu Pramuka Indonesia ini diperingati pada tahun ini, tepatnya pada tanggal 14 Agustus 2020. Peringatan tahun ini jadi momentum berharga bagi Pramuka, sekaligus menandai 60 tahun gerakan kepemudaan Indonesia berkiprah.
Gerakan Pramuka dibentuk berlandaskan pada Keputusan Presiden Nomor: 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka. Hari Pramuka yang diperingati setiap 14 Agustus ditetapkan berdasarkan hari pelantikan Ketua Majelis Pimpinan Nasional Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Kwartir Daerah (Kwarda) Sultra menggelar upacara peringatan di pelataran Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Gelaran Hari Pramuka Indonesia tahun 2021, mengangkat tema “Bakti Tanpa Henti”, dan khususnya bagi Pemda Sultra sekaligus dijadikan momentum bangkitnya Gerakan ini ke tingkat yang lebih tinggi. Hal tersebut ditandai dengan penyematan Lencana Melati, sebagai penghargaan tertinggi kepada Gubernur H. Ali Mazi, SH., dilakukan oleh Ketua Kwartir Daerah Sultra H. Irawan Laliasa SE., mewakili Ketua Kwartir Nasional Komjen Pol. (Purn.) Budi Waseso. Penghargaan ini diberikan kepada Gubernur Ali Mazi karena dedikasi besarnya bagi kepentingan kepramukaan.
Penghargaan Lencana Melati juga diberikan kepada Bupati Muna La Ode Muhammad Rusman Emba.
Sementara itu, Wakil Bupati Muna H. Abdul Malik Ditu, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa dan Wakil Bupati Konawe (Alm.) Gusli Topan Sabara (yang diwakili Ibu Cici Ita Ristianty) menerima penghargaan Lencana Darma Bakti, atas dedikasi besarnya menyumbangkan tenaga, pikiran, dan memfasilitasi kelancaran kegiatan pembinaan serta pengembangan kepramukaan.
Penghargaan ketiga berupa Lencana Karya Bakti diberikan kepada Bupati Kolaka Utara H. Nur Rahman Umar, karena dedikasinya yang besar memberikan pengorbanan, ikhlas, disiplin, dan berani, terlibat langsung dan aktif dalam upaya penanggulangan bencana Nasional, sehingga bermanfaat bagi kepramukaan, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu Lencana Pancawarsa diberikan kepada Kepala Satuan Pengawas Internal Kwartir Daerah Sultra Abdullah Hasan atas dedikasinya dan kesetiaannya kepada organisasi, serta keaktifannya membina Gerakan Pramuka selama 40 tahun.
Upacara ini juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sultra selaku anggota Majelis Pembimbing Daerah (Mabinda) Gerakan Pramuka Sultra.
Upacara ini dihadiri oleh Wagub Dr. H. Lukman Abunawas, S.H., M.Si., Sekda Sultra Dr. Hj. Nur Endang Abbas, SE. M.Si., Kabinda Sultra Brigjen TNI Raden Toto Oktaviana, S.Sos., Danlanal Kendari Kolonel (P) Andike Sri Mutia, S.Sos., Danlanud HLO Kendari Kolonel (Pnb.) Muzafar, S.Sos., M.M.
Bantu Penanganan Covid-19
Atas penganugerahan tersebut, Gubernur Ali Mazi mendorong pesan inti dalam Upacara HUT Gerakan Pramuka ke-60, Rabu 18 Agustus 2021. Pesan inti tersebut sekaligus menandai pengakuan bahwa Gerakan Pramuka telah menjadi salasatu organisasi kepemudaan yang paling aktif membantu pemerintah menangani pandemic Covid-19.
“Saya atas nama gubernur menyampaikan apresiasi kepada para anggota Pramuka yang telah bahu-membahu bersama seluruh elemen bangsa, membantu pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di lingkungannya masing-masing,” kata Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi tidak lupa menyampaikan apresiasi tinggi kepada keluarga besar Gerakan Pramuka di Sultra yang telah berupaya semaksimal mungkin menyelenggarakan perayaan Pramuka ini. Sebagaimana tempat lain di Indonesia, bahkan dunia, Sultra saat ini juga sedang berjuang meredam pandemi Covid-19.
“Kita sadari bersama bahwa perayaan HUT Pramuka tahun ini sungguh terasa sangat berbeda. Ada perasaan haru dan sedih karena kita tidak bisa merayakannya dengan meriah dan gembira, seperti perayaan pada tahun sebelumnya. Tetapi ini dilakukan demi menjaga agar kita semua tetap sehat,” kata Gubernur Ali Mazi.
Sebagai Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan Pramuka Sultra, Gubernur Ali Mazi mengajak semua pihak untuk tetap bersemangat dan memotivasi diri, menjaga kebersamaan dan mengedepankan kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja tuntas, “Berpolakan kolaborasi dengan berbagai elemen sebagai wujud ketangguhan dan optimisme dalam mengabdikan diri bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia,” sambung Gubernur Ali Mazi.
Menurut Gubernur Ali Mazi, gerakan Pramuka yang hari ini telah berusia 60 tahun, tentu tidak sedikit memiliki darma bakti kepada bangsa dan negara. Hal ini tertuang dalam program kerja dan kegiatan tahunan yang dirancang secara berkesinambungan. “Perilaku baru tersebut adalah bagaimana menginternalisasi Protokol Kesehatan di seluruh aspek kehidupan masyarakat,” tutup Gubernur Ali Mazi.
Kemunculan gerakan kepanduan di Indonesia berawal dari dua orang tokoh organisasi kepanduan Belanda, Nederlands Padvinders Organisatie (NPO) yaitu P.Y. Smits dan Majoor de Yager.
Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan Undang Undang ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021.