PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan apresiasi terhadap kegiatan pesta adat, karena dianggap sebagai salah satu manivestasi pilar Pembangunan Sultra yakni ‘Beriman dan Berbudaya’. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, Drs. Asrun Lio, M.Hum, Ph.D.
Mewakili Gubernur Sultra H. Ali Mazi, SH., Asrun Lio menghadiri acara pesta adat masyarakat Takimpo Kambula Bulana Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sultra, Rabu 1 Desember 2021, malam.
“Pak Gubernur berharap agar kegiatan seperti ini perlu terus dipelihara dan dilaksanakan sebagai warisan budaya, mengingat ritual dilakukan syarat dengan nilai-nilai budaya yang merupakan kearifan lokal masyarakat Takimpo Kambula Bulana, yang telah dilakukan sejak ratusan tahun silam dan hingga kini terus dilestarikan serta dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat secara turun temurun,” ujar Asrun
Maka itu, menurut Asrun Lio, guna melestarikan warisan budaya tersebut dan menjadikan milik bangsa Indonesia dari Provinsi Sultra, serta tidak mudah diklaim oleh bangsa lain, semua ritual pesta adat dimaksud akan dijadikan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia Tahun 2022.
“Guna menindaklanjuti instruksi Gubernur Sultra maka kami akan mengusulkan Pesta Adat Masyarakat Takimpo Kambula Bulana di Pasarwajo, Kabupaten Buton, Provinsi Sultra menjadi WBTB Nasional pada Tahun 2022,” sebut Asrun Lio.
Asrun Lio menerangkan, sebagai bidang yang menangani masalah kebudayaan, pihaknya terus melakukan inventaris terhadap kebudayan di Provinsi Sultra untuk dilakukan pengusulan terhadap kepemilikan maupun pengakuan dari pemerintah pusat, tentunya melalui syarat yang berlaku.
“Setelah melalui sejumlah proses penting termasuk sidang-sidang, tahun ini (2011, red.) Provinsi Sultra akan menerima 11 Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, red.) RI, sehingga secara keseluruhan terdapat 24 WBTB kita yang telah diakui secara Nasional,” jelas Asrun Lio.
Asrun Lio menambahkan, adapun 24 WBTB tersebut yakni Tari Raigo, Kalosara, Kabanti, Lariangi, Kaghati, Mosehe, Lulo, Karia, Tari Linda, Kantola, Istana Maligebuton, Kaago-ago, Kamohu, Banua Tada, Dole-dole, Ewa Wuna, Kabanti Kaluku Panda, Tanduale, Kamooru Wuna/Tenun Muna, Lulo Ngganda, Pakande-kandea, Tari Balumpa, Tenun Konawe, dan Tandaki. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021 dan Ari Ardiansyah © 2021