PEMBANGUNAN Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Sultra sudah memasuki Tahap Dua. RSJPD Sultra ini akan menggunakan anggaran sekitar 800 miliar, dan ini benar-benar digenjot. Dinas Cipta Karya Sultra selalu memantau proses pengerjaannya. RSJPD Sultra, ini terletak di Kelurahan Mandonga, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Provinsi Sultra.
“Sebagai leading sector, pembangunan, RSJPD ini selalu dicek dan dipantau, sehingga progres pekerjaannya sesuai dengan apa yang diharapkan,” ungkap Dr. Ir. H. Pahri Yamsul, M.Si., Kepala Dinas Cipta Karya Bina Kontruksi dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), saat ditemui di sela-sela pengawasan pembangunan RSJPD Sultra, Minggu 22 Agustus 2021.
Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah, ini adalah yang pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pembangunannya ditandai dengan pemancangan tiang konstruksi beton oleh Gubernur Sultra H. Ali Mazi, SH. didampingi ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh di Kendari, Kamis 29 Agustus 2019 lalu.
Usai pemancangan tiang awal dimulainya pembangunan RSJPD Sultra, Gubernur Ali Mazi mengatakan, rencana pembangunan 17 lantai RSJPD Sultra itu akan menelan dana APBD Sultra senilai Rp800 miliar, serta bantuan pinjaman lainnya yang tidak mengikat dalam tiga tahun.
“Untuk tahun anggaran 2019, Pemerintah Sultra menganggarkan dana sebesar Rp98 miliar untuk penyelesaian empat lantai dan dua tahun berikutnya (2021-2022) untuk pembangunan lantai lima hingga selesai,” ujar Pahri Yamsul.
Menurut Gubernur Ali Mazi, kehadiran RSJPD Sultra di Kota Kendari itu, diharapkan akan memberi kemaslahatan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara dan umumnya bagi masyarakat di kawasan Timur Indonesia.
“Kehadiran RSJPD ini diharapkan akan memberi solusi yang terbaik bagi masyarakat Sultra, dan terkhusus bagi pasien yang divonis dokter menderita penyakit jantung, sebab tidak lagi jauh dirujuk ke Jakarta dan bahkan harus ke luar negeri, tetapi cukup di Kendari untuk berobat,” kata Gubernur Ali Mazi.
Pahri Yamsul menambahkan, bahwa pembangunan RSJPD itu dilakukan di atas lahan kurang lebih lima hectare. Lahan itu merupakan lahan hibah dari eks RS Umum Provinsi yang tepatnya berada di tengah Kota Kendari.
Diakui Fahri, bahwa ada keterlambatan pembangunan RSJPD dari rencana semula, itu karena harus menunggu persetujuan dari Menteri PUPR serta pengujian khusus dari pihak lain terkait ketahanan uji gempa, amdal serta syarat-syarat teknis lainnya.
“Semua persyaratan itu kita penuhi dan miliki. Alhamdulillah, untuk satu tahun ke depan rencana pada pengerjaan fondasi dan konstruksi hingga empat lantai dan target selesai hingga 2022,” ujar Pahri Yamsul.
Diketahui, Kadis Cipta Karya, ini rutin melakukan pengecekan tidak saja saat hari kerja, bahkan dihari libur pun. Ini bentuk keseriusan Pemerintah Sultra pada pembangunan RSJPD kebanggaan Sultra.
“Jadi, peninjauan dan pengawasan pekerjaan bagian atas gedung dilakukan sepekan sekali. Sedangkan di bagian bawah gedung, setiap hari kita tinjau. Ini rutin dilakukan, untuk mengetahui perkembangan pekerjaan atau jika ada hambatan. Jika ada masalah administrasi kita rapatkan. Kesimpulan dan langkah-langkah apa yang kita harus lakukan berikutnya, sehingga pekerjaan tidak berhenti,” ungkap Pahri Yamsul.
Kadis Cipta Karya Prov Sultra itu, begitu teliti mengecek proses pembangunan yang sedang berjalan. Sejauh ini, pembangunan RSJPD tidak menemui kendala yang berat, selain cuaca. “Saya terus cek pekerjaan RSJPD ini sebai bentuk keseriusan dalam membangun. Kendala dalam pembangunan hanya faktor cuaca,” ungkap Pahri Yamsul.
RS Jantung dan Pembuluh Darah tersebut berdesign mewah. Akan menjadi RS yang megah dan lengkap di kawasan Indonesia Timur. RSJPD Sultra ini juga memiliki konsep edukasi sehingga dapat dimanfaatkan mahasiswa Kedokteran Universitas Halu Oleo untuk melakukan praktek perkuliahan. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS © 2021.