GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., diwakili Pj. Sekretaris Daerah, Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., membuka dan memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) lanjutan tentang Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) bersama Pemerintah Provinsi diseluruh Indonesia secara virtual. Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengikuti rakor tersebut, di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Senin, 26 Desember 2022.
Hadir secara virtual, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian; Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto; Deputi Bidang Ketersediaan Stabilitas Pangan, I Gusti Ketut Golah; Irjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Pristianto; para Pejabat Utama Kementerian dan Lembaga serta para gubernur dan para Forkopimda seluruh Indonesia.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara mengikuti rapat koordinasi tersebut di Aula Merah Putih, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tenggara, Pj. Sekda Sultra, Asrun Lio, didampingi Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra, Adik Afrinaldi; dan Kepala Biro Perekonomian Setda Prov. Sultra, Usnia. Selain itu hadir juga Sekdis Tanaman Pangan Sultra, Ari Sismanto; Sekretaris Distanak Sultra, Kartini; dan beberapa pejabat terkait.
Kemendagri RI menyampaikan jangan bosan dalam penyelenggaraan rakor ini karna harga barang jasa sangat menjadi isu penting bukan hanya ditingkat nasional tapi juga ditingkat global.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setianto, menjelaskan dalam paparannya, yaitu ada kenaikan harga dibeberapa komoditas di minggu ke-4 Desember, yaitu Telur Ayam Ras. Lanjut disampaikan bahwa melihat secara kumulatif pemantauan selama sebulan terakhir ini ada sekitar kenaikan 4,4 persen yang di pantau pada tanggal 28 November lalu, Telur Ayam Ras masih di harga Rp.29.000 sampai tanggal 22 Desember.
Untuk Beras, kenaikan kumulatif harga selama Desember adalah 2,2 persen. Beras menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 21 provinsi yang mencakup 148 kabupaten/kota. Kemudian, Cabai Rawit menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 13 provinsi yang mencakup 152 kabupaten/kota. Kenaikan kumulatif 15,5 persen adalah Daging Ayam Ras juga menjadi komoditas yang menyumbang kenaikan harga di 13 provinsi, mencakup 142 kabupaten/kota.
Pj. Sekda Sultra, Asrun Lio, dalam paparannya mengatakan bahwa kondisi terakhir inflasi di sulawesi tenggara 6,59 persen. Angka tersebut cukup tinggi, sehingga perlu melakukan langkah-langkah strategis. Terkait dengan kendala-kendala yang dihadapi yaitu pertama, harga Tiket Transportasi Udara yang mengalami kenaikan dan terbatasnya penerbangan di beberapa daerah. Kedua, harga Ikan mengalami kenaikan karena ini di sebabkan faktor cuaca jadi banyak nelayan yang tidak bisa melaut karna akhir November dan awal Desember, situasi cuaca yang kurang mendukung dilaut.
Hal lain yang dilaporkan yaitu kondisi stok pangan di Sulawesi Tenggara sepanjang Januari-Desember 2022 dalam kondisi yang terjaga dan aman, selanjutnya menghadapi Natal dan Tahun Baru semua stock pangan dalam kondisi cukup.
Harga dilaporkan stabil, hal ini disebabkan karena Satuan Tugas Pangan Sulawesi Tenggara terus melakukan pemantauan secara berkala dan juga bersinergi dengan Forkopimda yang terlibat dalam Operasi Pasar Sulawesi Tenggara.
Langkah-langkah pengendalian inflasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu; Keterjangkauan Harga; Ketersediaan Pasokan; Kelancaran Distribusi; Komunikasi Efektif; Merealisasikan BTT, DTU dan DID.
Upaya Pemerintah Sulawesi Tenggara dalam pengendalian inflasi yaitu pengendalian harga Minyak Goreng, gerakan menanam Cabai dengan nama program TABE DI. Upaya mengatasi kelangkaan energi gas dan dukungan terhadap fungsi bulog sebagai penugasan pemerintah untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP). []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra