PEMERINTAH Indonesia terus meningkatkan kesiapan dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. Upaya itu tidak hanya dilakukan di Jawa-Bali tetapi juga luar Jawa-Bali yang cenderung mengalami keterlambatan lonjakan kasus dibanding di Jawa-Bali. Oleh karena itu, Pemerintah terus meningkatkan kesiapan fasilitas layanan kesehatan dan ketersediaan obat-obatan serta mengakselerasi laju vaksinasi.
Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., hadir bersama Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Brigjen. Pol. (Purn.) Drs. Zainal A. Paliwang. SH., M.Hum., Komandam Korem 143/HO Brigjen TNI Yufti Senjaya, SE., M.Si., dan Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Sultra Brigjen. Pol. Drs. Waris Agono, M.Si.
Hadir pula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Sulawesi Tenggara Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Prov. Sulawesi Tenggara Drs. Basiran, M.Si., dan Kasiops Kasrem 143/HO Kolonel (Inf.) Dwi Kristiyanto, SE.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dr. (HC) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT., sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali.
“Di luar Jawa kita harus persiapkan untuk terkait dengan kasus Omicron yang punya potensi untuk masuk di luar Jawa, dan juga kesiapan terhadap manajemen, terutama untuk telemedisin dan juga ketersediaan obat-obatan di daerah yang perlu disiapkan, sambil mengakselerasi vaksinasi,” ujar Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, DK., pada konferensi video Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi PPKM yang dihadiri jajaran gubernur, bupati, walikota se-Indonesia, Senin 7 Februari 2022.
[GALERI FOTO] Konferensi Video Rapat Terbatas (Ratas) Mengenai Evaluasi PPKM
Berkaitan dengan laju vaksinasi di luar Jawa-Bali, Presiden Joko Widodo mengungkapkan hanya dua provinsi yang memiliki tingkat capaian dosis kedua di atas 70 persen, yaitu Kepulauan Riau (Kepri) dan Kalimantan Timur.
“Perlu percepatan untuk vaksinasi, baik dosis pertama maupun dosis kedua. Memang di luar Jawa yang sudah di atas 70 persen untuk dosis keduanya baru Kepri yang 85,6 persen dan juga Kalimantan Timur 71,2 (persen), Bangka Belitung 68,3 (persen), dan Kalimantan Utara 65,9 persen, sisanya di bawah 60 persen,” ujar Presiden Joko Widodo.
Tidak hanya dosis pertama dan kedua, lanjut Presiden Joko Widodo, pemerintah juga akan mengakselerasi pelaksanaan vaksinasi dosis lanjutan atau booster. Pelaksanaan vaksinasi diprioritaskan kepada kelompok rentan.
“Dosis kedua menjadi penting, terutama untuk kelompok lansia dan komorbid. Selanjutnya tentu vaksinasi ketiga perlu diakselerasi agar tidak terjadi (keparahan) akibat daripada Omicron yang berpindah dari Jawa ke luar Jawa,” tegas Presiden Joko Widodo.
Terkait perkembangan kasus Covid-19 di luar Jawa-Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Dr. (HC) Ir. Airlangga Hartarto, MBA, MMT., sekaligus Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali, mengungkapkan adanya peningkatan angka reproduksi kasus efektif (Rt) di beberapa daerah. Angka Rt Kalimantan meningkat menjadi 1,02; Maluku menjadi 1,12; Papua menjadi 1,07; Nusa Tenggara menjadi 1,04; dan Sulawesi menjadi 1,02. Hanya Sumatra yang angka Rt-nya tetap yaitu di 1,02.
Meskipun proporsi kasus masih rendah, namun Airlangga Hartarto mengungkapkan adanya lonjakan kasus yang signifikan di luar Jawa-Bali. “Kasus konfirmasi harian di luar Jawa-Bali masih 6,7 persen atau totalnya 2.405 (kasus), kasus kematian juga masih 3 (kasus), dan secara keseluruhan kasus aktif 13.424 (kasus) atau 7 persen,” ungkap Airlangga Hartarto.
Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di luar Jawa-Bali juga masih relatif rendah dengan hanya tiga provinsi yang memiliki BOR di atas 10 persen.
“Tertinggi itu di Sulawesi Tenggara 15 persen, Sumatra Selatan 11 persen, kemudian Lampung 11 persen, Kalsel (Kalimantan Selatan) 10 persen, Bengkulu 10 persen, sisanya di bawah 10 persen,” ujar Airlangga Hartarto.
Untuk isolasi terpusat (isoter), Airlangga mengungkapkan di luar Jawa-Bali tersedia kapasitas sebanyak 27.766 tempat tidur dan terisi sebanyak 303 tempat tidur atau BOR sebesar 1,09 persen. “Untuk (pasien) gejala ringan itu akan didorong, OTG (orang tanpa gejala) dan (gejala) ringan itu isolasi terpusat atau isolasi di rumah masing-masing ataupun isolasi mandiri apabila memenuhi persyaratan,” ujar Airlangga Hartarto.
Berdasarkan level asesmen situasi pandemi, Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa terdapat 37 kabupaten/kota yang berada di Level 3, 259 kabupaten/kota di Level 2, dan 90 kabupaten/kota di Level 1. Penetapan tersebut antara lain berdasarkan kapasitas respons, peningkatan kasus, dan BOR.
Terkait penyelenggaraan sejumlah agenda besar yang telah dijadwalkan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa pelaksanaan kegiatan akan dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Kegiatan G20 bulan Februari ada 17 event dan ini adalah baik itu virtual maupun hybrid, dan tentu ini dijaga sesuai dengan protokol kesehatan. Terkait dengan MotoGP, ini akan dipersiapkan yang untuk 18-20 (Maret) sesuai dengan ketentuan Instruksi Mendagri dan kita melihat bahwa vaksinasi akan terus didorong,” ujar Airlangga Hartarto.
Menutup keterangan persnya, Airlangga Hartarto juga menekankan mengenai pentingnya disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi.
“Tentu juga peningkatan protokol kesehatan untuk penggunaan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Tentu berbagai kegiatan ini akan disesuaikan dengan situasi di daerah masing-masing,” tandas Airlangga Hartarto.
Presiden Joko Widodo pun meminta masyarakat untuk tetap tenang karena meski varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi, tetapi tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan varian Delta. Hal tersebut bisa terlihat dari kasus Covid-19 di beberapa negara, di mana tingkat keterisian rumah sakit relatif rendah.
“Lonjakan ini sudah diperkirakan dan diantisipasi oleh pemerintah, dengan kesiapan-kesiapan kita yang sudah jauh lebih baik dibandingkan tahun-tahun lalu, baik dari segi rumah sakit, obat-obatan dan oksigen, fasilitas isolasi, maupun tenaga kesehatan. Dan kondisi rumah sakit hingga saat ini juga masih terkendali,” ujar Presiden Joko Widodo.
Hal ini juga termasuk di negara kita, Indonesia, meskipun kasusnya melonjak cukup tinggi, namun keterisian di rumah sakit masih terkendali.
Menurut Presiden Joko Widodo, pasien terdampak varian Omicron juga dapat disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit. Pasien yang terpapar varian ini cukup melakukan isolasi secara mandiri di rumah, minum obat dan multivitamin, serta segera tes kembali setelah lima hari.
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A., selaku Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Koordinator PPKM luar Jawa-Bali untuk segera mengevaluasi level PPKM.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga meminta kepada gubernur, bupati, walikota, dan jajaran pemerintah daerah, serta dibantu jajaran TNI dan Polri untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilaksanakan oleh masyarakat dan vaksinasi terus dijalankan dan dipercepat.
“Sebagai penutup, saya kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi berbagai varian baru Covid-19. Tetap disiplin menjaga protokol kesehatan dan kurangi aktivitas yang tidak perlu. Bagi yang belum divaksin agar segera divaksin. Bagi yang sudah divaksin lengkap dan sudah waktunya untuk disuntik vaksin penguat, booster, agar segera vaksin booster,” tandas Presiden Joko Widodo. []
Ilham Q. Moehiddin
Juru Bicara Gubernur Sultra
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2022 dan Ari Ardiansyah © 2022