MENGHADAPI Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-XX tahun 2021 di Papua, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mulai menyiapkan para atlet yang bertanding pada 12 cabang olahraga (cabor) yang berhasil diloloskan Sultra pada Pra-PON sebelumnya. Salasatu cabor tersebut —sekaligus merupakan cabor unggulan peraih emas— adalah Dayung.
Tidak ingin membuang waktu, KONI Sultra memulai dengan selekda cabor Dayung. Ada 200-an atlet dayung berprestasi yang dijaring memalui pendataan awal, dilanjutkan dengan rekomendasi pelatih untuk dikerucutkan sehingga menjadi 105 atlet. Jumlah inilah yang kemudian diikutkan dalam seleksi lanjutan di Kendari, sejak tanggal 21 – 24 Maret 2021.
Pemusatan selekda dilakukan di area latihan Asrama PPLP Dayung Sultra, yang dibuka secara resmi oleh Ketua Umum KONI Sultra, Ibu Agista Ariany Bombay, SE.
[GALERI FOTO] Selekda Atlet Dayung Sultra untuk PON ke-XX Papua 2021
Kepada para peserta selekda cabor Dayung, Ibu Agista Ariany menegaskan bahwa tim seleksi yang berisi sejumlah pakar di bidangnya, akan memilih atlet terbaik tanpa ada intervensi dari siapapun.
“Saya harus tegaskan soal ini. Tidak ada lagi pengaturan di luar selekda, tidak boleh ada nepotisme. Sebab semuanya demi prestasi terbaik Sultra. Siapapun harus ikut seleksi untuk bisa maju ke tahapan berikutnya. Bahkan para pemegang medali pada PON sebelumnya, para peraih rekor pada kejurnas, harus ikut seleksi, untuk mendapatkan tiket dalam Tim Dayung Sultra yang akan menuju Papua. Tidak ikut selekda Dayung oleh Binpres KONI Sultra, maka otomatis tidak ikut,” tegas Ibu Agista Ariany.
Ibu Agista Ariany juga mengharapkan para atlet dapat memberikan prestasi terbaik untuk menjadi kebanggaan bagi Sulawesi Tenggara yang kita cintai. “Selalu menjaga kesehatan dan kekompakan dalam tim, sehingga dapat meraih medali sesuai target yang telah kita tetapkan,” kata Ibu Agista Ariany.
Metodefikasi Seleksi
Seleksi cabor Dayung ini dilakukan secara terukur. Setelah di tahapan 105 pedayung terpilih selekda kabupaten/kota, akan dikerucutkan lagi melalui sejumlah tes dan uji teknik untuk memperoleh 60 pedayung yang akan lanjut ke tahapan akhir 42 atlet. Selekda kali ini memang di luar kebiasaan. Benar-benar ketat dan proporsional.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sultra La Isnain, membeberkan dua metode utama seleksi, yakni seleksi air dengan proporsi atlet di atas air, dan seleksi darat dengan proporsi atlet menggunakan uji Ergometer. Dua jenis seleksi ini untuk mengukur kesepatan, dinamisasi kayuhan (row dinamic), menguji daya tahan (endurance), dan ritme serta kekompakan (khusus nomor Dragon Boat).
Ergometer (Indoor Rower) merupakan mesin dayung yang digunakan mensimulasikan aksi dayung perahu untuk pelatihan olahraga dayung. Mendayung di dalam ruangan telah menjadi olahraga tersendiri. “Ergometer merupakan alat pengukur kecepatan dan jarak tempuh pedayung pada simulasi darat, dengan kesamaan akurasi hingga 85 – 90 persen dengan mendayung di air,” jelas Isnain.
Dua uji utama ini mengambil jarak tempuh 500 – 1.000 meter, untuk para rower putra dan putri.
Selain ketat dan proporsional, seleksi ini diakui sangat berat dan tidak seperti pada seleksi-seleksi sebelumnya. Kendati demikian para atlet peserta seleksi mengaku maklum, sebab Sultra menginginkan pedayung terbaik yang nantinya akan berlaga di Papua.
Uji Endurance untuk nomor 1.000 meter adalah yang paling seru. Seluruh rower tampak memacu diri hingga ke titik tertinggi endurance-nya. Seorang rower putri bahkan pingsan seusai menjalani ujian. Dua rower putra sempat muntah selepas menyelesaikan ujian. Merreka langsung ditangani oleh Tim Medik KONI Sultra, yang dipimpin oleh dr. Agriawan Al Hikmah.
Kondisi endurance point maximum yang dialami para rower ini termasuk normal dan dapat dialami oleh semua olahragawan. Pingsan dan muntah adalah bentuk reaksi tubuh saat stamina didorong ke batas maksimum. “Justru berbahaya jika tubuh tidak menampakkan dua reaksi tersebut. Dengan medic treatment yang tepat, para atlet/rower bisa kembali ke kondisi semula dalam hitungan jam,” jelas dr. Agriawan.
Tim Medik KONI Sultra dengan peralatannya disiagakan 24 jam selama empat hari selekda ini berlangsung, termasuk terus memantau kondisi atlet selepas selekda, memastikan para atlet mendapatkan asupan vitamin dan gizi makanan. “Setelah 42 atlet terpilih, kondisi mereka berada dalam pantauan kami, sebelum diberangkatkan, setelah di lokasi PON, hingga kembali pulang ke Sultra. Pemantauan ini juga berlaku untuk seluruh atlet, pada 10 cabor, dalam kontingen Sultra,” jelas dr. Agriawan.
Selekda Atlet Dayung Sultra untuk PON ke-XX Papua 2021, telah selesai, dan berhasil mendapatkan 42 atlet/rower yang akan membawa nama Sultra di ajang olahraga paling bergengsi di Indonesia itu.
Pada PON ke-XX Papua 2021, KONI Sulawesi Tenggara meloloskan 10 cabor, yakni Bulu Tangkis, Karate, Muaythai, Selam, Tae Kwon Do, Pencak Silat, Dayung, Softball, Sepak Takraw, dan Balap Motor. Khusus cabor Dayung, Sultra mampu mengikutkan para atlet untuk kelas berbeda; Canoeing, Rowing, Tradisional (Dragon Boat). []
Ilham Q. Moehiddin
Jubir Gubernur Sulawesi Tenggara
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021; Ali Mukti © 2021.