WILAYAH PROVINSI Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki potensi kebencanaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terhitung cukup besar. Untuk saat ini potensi tersebut berpusat di dua daerah yang diterdata paling rawan karhutla yaitu Kabupaten Bombana dan Kolaka Timur.
Titik panas yang terdeteksi melalui Satelit NOA-19 Tera Aqua dan Satelit LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Indonesia, mengalami peningkatan jumlah dari tahun 2016 sampai tahun 2019. Di tahun 2020 jumlah titik panas mengalami penurunan.
Berdasarkan data Matrik Titik Panas SNPP dan NPP-VIIRS milik LAPAN, jumlah yang terdeteksi pada tahun 2016 sebanyak 40 titik panas; di tahun 2017 meningkat 95 titik panas; pada tahun 2018 kian meningkat 215 titik panas; 2019 terus meningkat menjadi 417 titik panas; dan tahun 2020 turun drastis hanya 56 titik panas. Hingga April 2021 terdeteksi enam (6) titik panas.
Peningkatan titik panas terjadi di bulan September – Desember setiap tahunnya. Berdasarkan tangkapan Satelit SNPP-LAPAN, ada 69 titik panas di bulan September 2019; di bulan Oktober naik menjadi 182 titik panas; pada bulan November turun menjadi 127 titik panas. Jika dipilah berdasarkan kewilayahan, data Satelit SNPP-LAPAN pada 2019, di Kabupaten Bombana terdeteksi 94 titik panas; di Kabupaten Konawe terdeteksi 64 titik panas; di Kabupaten Konawe Selatan terdeteksi 44 titik panas; di Kabupaten Kolaka terdeteksi 23 titik panas; dan di Kabupaten Koltim terdeteksi 24 titik panas.
Luasan areal yang terbakar sejak tahun 2016 hingga tahun 2019 terdata, yakni: di tahun 2016 seluas 589,204 Ha; di tahun 2017 seluas 1920,82 Ha; di tahun 2018 seluas 2387,56 Ha; dan di tahun 2019 seluas 2435,70 Ha. Sedangkan di tahun 2020 mengalami penurunan luasan lahan yang terbakar menjadi 451,94 Ha.
Berdasarkan informasi dari BMKG, pada tahun 2021 musim kemarau diprediksi lebih panjang dibanding di tahun 2020, dengan curah hujan rendah, sehingga kondisi tersebut berpotensi menyebabkan dedaunan, ilalang, semak belukar mengering, dan berpotensi memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Penurunan titik panas tersebut segera diantisipasi oleh Gubernur Provinsi Sultra H. Ali Mazi, SH., dengan lebih awal melakukan kesiagaan bencana Karhutla.
Kesiagaan dan Antisipasi Karhutla Sultra
Pada Sabtu 10 April 2021, Gubernur Ali Mazi memimpin Apel Kesiapan Menghadapi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Wilayah Provinsi Sultra. Apel Kesiapan tersebut digelar di Lapangan Kecamatan Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur.
Selain sejumlah besar pasukan yang digelar dari unsur TNI-Polri, Basarnasda Sultra, Pol-PP, Tagana, Ranger Dishut Sultra, dan unsur masyarakat.
Sejumlah pejabat juga hadir mendampingi Gubernur Ali Mazi, antara lain: Kapolda Sultra Irjen Pol Yan Sultra Indrajaya, Wakajati Sultra Akhmad Yani, Sekdaprov Sultra Nur Endang Abbas, Danlanal Kendari Letkol (P.) Andike Sry Mutia, Danlanud HLO Kendari Letkol (Pnb.) Muzafar, Plt. Bupati Kolaka Timur Andi Merya Nur, Bupati Kolaka Ahmad Safei, Kadis Dikbud Sultra Asrun Lio, Kadis DPM-PTSP Parinringi, Dansat Pol PP Prov. Sultra Laode Hidayat Tumada, serta jajaran pejabat provinsi dan lingkup Pemkab Kolaka Timur.
Gubernur Ali Mazi menyampaikan bahwa Sultra adalah salasatu provinsi yang rawan Karhutla, dengan dua kabupaten dengan wilayah potensi tinggi Karhutla, yakni Kabupaten Bombana dengan area savananya, dan Kabupaten Kolaka Timur dengan lahan gambutnya.
“Saya apresiasi tinggi terselenggaranya Apel Kesiapan ini yang telah menjadi agenda rutin setiap tahunnya. Apel Kesiapan ini untuk menyamakan langkah dan menyatukan tekad, saling bahu membahu dalam menangani Karhutla di Sultra,” kata Gubernur Ali Mazi.
Bagi Sultra, Karhutla telah menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. “Kerugian kita secara ekologi, ekonomi, maupun sosial. Asap yang diakibatkan Karhutla tersebut tidak mengenal batas wilayah dan tentu saja berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat dan mengganggu aktifitas masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang berada dekat dengan lokasi Karhutla,” jelas Gubernur Ali Mazi dalam amanatnya.
Program Asap Digital
Di Kabupaten Kolaka Timur sendiri, setiap tahunnya kerap terjadi Karhutla di area Lahan Gambut Lalolae. Di tahun 2019, misalnya, terpantau 51 titik panas Karhutla di kawasan ini, dengan area terdampak seluas 942,15 Ha. Asap akibat kebakaran tersebut sangat mengganggu dan ikut menyebabkan sejumlah warga mengalami gangguan pernafasan (ISPA).
“Pengendalian Karhutla ini tidak bisa dilaksanakan sendiri-sendiri, tapi harus melibatkan semua pihak, mulai dari pusat sampai daerah. Pengendalian karhutla ini merupakan program Pemerintah Pusat sesuai arahan Presiden RI pada Rapat Nasional Penanggulangan Karhutla 22 Februari 2021, bahwa seluruh pihak harus mengutamakan pencegahan Karhutla, infrastruktur pemantauan dan pengawasan harus sampai ke tingkat bawah, mencari solusi yang permanen, penataan ekosistem gambut, tanggap dan cepat merespon jika terdapat titik api sehingga tidak membesar, dan penegakan hukum yang tegas,” jelas Gubernur Ali Mazi.
Sebagaimana ketegasan Gubernur Ali Mazi, maka tindak lanjut arahan Presiden RI berupa peluncuran Program Asap Digital atau Sistem Pengendalian Karhutla Berbasis Digital yang merupakan Aplikasi Pemantauan Karhutla. Aplikasi ini ditetapkan pada desa-desa yang rawan terjadi Karhutla secara berulang-ulang. Guna memaksimalkan upaya ini, dibutuhkan dukungan dari semua pihak terkait, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah hingga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan kehutanan.
Pemprov Sultra telah melakukan pemetaan dan identifikasi terhadap sejumlah area Karhutla di Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, Konawe, Kolaka, Kolaka Timur, dan Konawe Utara. Lahan Gambut Lalolae di Kolaka Timur adalah salasatu titik pemasangan Asap Digital.
“Kita harus lebih peduli lingkungan, dengan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. Kepada penegak hukum untuk lebih tegas dan kepada petugas penertiban Karhutla, tetap semangat dan fokus melakukan pencegahan karhutla.” Demikian Gubernur Ali Mazi.
Seusai menjadi irup pada Apel Kesiapan tersebut, Gubernur Ali Mazi didampingi Plt. Bupati Kolaka Timur Andi Merya Nur, Kapolda Sultra, dan Kepala Basarnasda Sultra melakukan peninjauan kesiapan pasukan dan kelengkapan peralatan penanganan Karhutla di Lahan Gambut Lalolae. []
Ilham Q. Moehiddin
Jubir Gubernur Sulawesi Tenggara
*Foto: JGS/Frans Patadungan © 2021.